Senin, 01 Oktober 2007

Sejarah JAMU

SEJARAH JAMU
Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di Indonesia yang mana pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan Istana atau keraton yaitu Kesultanan di Djogjakarta dan Kasunanan di Surakarta.

Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri.

Bagi masyarakat Indonesia, Jamu adalah resep turun temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan.

Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayu.

Sejak dahulu kala, Indonesia telah dikenal akan kekayaannya, tanah yang subur dengan hamparan bermacam-macam tumbuhan yang luas.

Tanah yang subur dengan kekayaan tanaman sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia karena mereka bergantung dari alam dalam usahanya untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Pengolahan tanah, pemungutan hasil panen, proses alam tidak hanya menghasilkan makanan, tetapi juga berbagai produk yang berguna untuk perawatan kesehatan dan kecantikan.

Leluhur kita menggunakan resep yang terbuat dari daun, akar dan umbi-umbian untuk mendapatkan kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit, serta persiapan-persiapan lain yang menyediakan perawatan kecantikan muka dan tubuh yang lengkap. Campuran tanaman obat traditional ini di kenal sebagai JAMU. Dimana Indonesia dikenal sebagai Negara nomor 2 dengan tanaman obat tradisional setelah Brazilia.

SEJARAH JAMU GENDONG
SEJARAH jamu gendong seiring perjalanan sejarah kerajaan Mataram Islam. Wiku, orang pintar atau dukun yang pertama kali membuat ramuan dari tumbuh-tumbuhan yang kemudian dijajakan dengan cara dipikul laki-laki dan digendong oleh perempuan.

Di antara kedua cara ini, jamu gendong inilah yang tetap berjalan hingga sekarang. Jenis jamu gendong bermacam-ragam seperti cabe puyang, beras kencur, dan daun pepaya. Jamu gendong yang populer sampai sekarang adalah beras kencur yang berkhasiat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh. Selain itu, dapat merangsang nafsu makan. Bahan pokoknya adalah beras dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula pasir dan ditambah sedikit garam.

Ramuan untuk membuat jamu beras kencur menggunakan bahan 1 setengah ons beras, 1 setengah ons kencur, kapulaga 6 butir, jahe setengah ons, jeruk nipis 2-3 buah, asam kawak setengah ons, gula merah setengah kg, gula pasir secukupnya, garam secukupnya, dan air 4 liter. Masukkan air ke dalam panci bersama gula merah dan asam kawak, kemudian rebus sampai mendidih sambil diaduk agar seluruh bahan larut. Setelah mendidih, angkat dan tambahkan sedikit garam, lalu aduk dan biarkan dingin, kemudian saring. Jahe dan kencur dicuci bersih kemudian dikupas kulitnya. Cuci sekali lagi dan iris tipis-tipis. Selanjutnya, jahe, kencur, dan kapulaga dicuci dengan air panas. Bahan-bahan tersebut ditambah sedikit air matang dan dihaluskan (menggunakan blender jika ada). Bahan-bahan yang sudah halus seperti bubur itu diperas dan disaring untuk diambil sarinya dan langsung dicampurkan dengan larutan gula asam sambil diaduk. Masukkan dalam botol yang bersih dan kering, kemudian tutup rapat.