Jumat, 28 September 2007

CAPE! >.<

hmmm....bbrapa minggu trakhir ini kelompok kami terus menerus sibuk dgn tugas kuliah masing2....sulit untuk ngumpul n bt tgs Td bareng....
tapi..untungnya tgs ini bisa berjalan cukup lancar jg^^
data kita kumpulin dr berbagai sumber...ampe cari2 ttg gaya pop art di cat SSRD yg dah jadul..
cari2 ref packaging rokok lain yg dr jaman jadul jg..
repot bgt cr datanya..hehehe...tp dapet ilmu tambahan ttg kretek n budaya tionghua^^
slamat membaca blog kami^^...

Minggu, 23 September 2007

Kesimpulan

Berdasarkan Gaya Gambar

Setelah diteliti dengan seksama, adanya kesamaan desain kemasan produk ambre manis ini campbells, sebuah gambar soup tomato yang digambar oleh andy warholl, seorang tokoh yang berasal pada masa pop art (tahun 1960-1970an).

Jadi, dapat diambil hipotesa bahwa produk ambre manis mengadopsi gaya gambar pop art. Alasannya:

· Adanya kesamaan warna

· Komposisisi yang mirip dengan campbells

· Jenis Font…..??

· Teknik Reproduksi Pop art menerima pengadaan secara manual(silk screen), begitu juga pada kemasan ini

Penjelasan Visual:

Adanya gambar dari seorang tokoh wayang yaitu Djanoko yang juga disebut Janaka pada tokoh perwayangan yang berasal dari Mahabrata.

Sekilas mengenai tokoh perwayangan Djanoko atau Janaka:

· Raja Janaka adalah raja di kerajaan Mithila. Ia lahir di Janakpur, Nepal; ia dikisahkan dalam Ramayana sebagai ayah Sita dan ada pula sumber mengenai dirinya di Brihadaranyaka Upanishad, Mahabharata dan Purana.

· Janaka tidak hanya seorang raja yang gagah berani, namun juga ahli di bidang sastra dan Weda selayaknya seorang resi. Ia adalah murid kesayangan Yajnavalkya, yang merupakan Brahman dalam wujud raja, pada bab satu kitab Brihadaranyaka Upanishad. Dalam Bhagawad Gita, Sri Kresna menggunakan Janaka sebagai contoh Karma yoga.

· Raja Janaka juga disebut sebagai seorang Rajaresi yang memiliki pengetahuan spiritual dan meraih predikat resi, meskipun ia seorang raja yang memerintah di Mithila. Ia juga dilatih oleh Resi Ashtawakraa.

· Menurut wiracarita Mahabharata, Janaka adalah ras para raja yang memerintah Kerajaan Wideha dari ibukota mereka, Mithila. Ayah Sita (istri Raghava Rama) bernama Sīradwaja Janaka. Mahabharata menyebutkan banyak Raja Janaka lainnya yang merupakan sarjana besar dan hidup seperti resi meskipun mereka adalah raja. Mereka senang berbincang-bincang mengenai agama dengan banyak resi.

Pengunaan tokoh wayang Djanoko, menurut saya adalah sebuah simbolisasi. Sepertinya pembuatnya ingin bungkus rokok memuat gambar yang akrab di lingkungan masyarakat, karena sekitar tahun 70an, sebuah stasiun televisi yaitu TVRI memiliki sebuah acara atau serial perwayangan yang bernama Ria Janaka yang pada saat itu memang sedang popular.

Mungkin diambil tokoh Djanoko karena ingin menampilkan kepribadian dari Janaka yang seorang raja pada cerita perwayangan. Desain produk ini mungkin ingin menampilkan bahwa produknya ini sebuah produk yang berclass tinggi/ high class, ingin memunculkan sifatt atau pribadi maskulin seperti tokoh Janaka yang gagah berani.

Adanya gambar padi, ingin menampilkan kemakmuran dari negeri Indonesia. Dari pengunaan warna merah juga menunjukkan kemakmuran (berdasarkan kebudayaan tionghua).


Sabtu, 22 September 2007

Asal usul rokok/ pengguna tembakau di luar negeri


Tidak bisa diragukan lagi bahwa para pribumi benua Amerika adalah orang-orang yang pertama kalinya menyebar luaskan penggunaan tembakau, menyalakan dan menghisap asapnya. Mereka inilah yang pertama sekali menjadi pioneer tembakau, menanam dan memeliharanya serta menhisapnya seperti tembakau yang kita kenal sekarang. Mereka ini dipastikan berasal dari semenanjung Yucatan di Mexico.

Juga dapat dipastikan bahwa suku Maya di Amerika Tengah adalah pengguna tembakau. Kemudian setelah budaya Maya hancur, maka para suku-suku bangsa Maya ini bertebaran dengan membawa tembakau menuju baik ke Selatan maupun Utara benua Amerika. Penyebaran keseluruh dunia dimulai setelah pelayaran Christopher Columbus pada tahun 1492. Menurut kisah sebenarnya Columbus hanya mencari emas, tetapi anak buahnya yang merasakan asap tembakau, menikmatinya. Dan Columbus “memasarkannya” di Eropa. Spanyol, Inggris dan negara-negara Eropa penjajah lainnya berlomba membuat produksi di negara-negara jajahannya.

Belanda memperkenalkannya dengan menanam di Deli, Sumatra dan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nama Situbondo, Bondowoso dan Jember dan Magelang serta Deli, dikenal oleh penggemar tembakau baik di Bremen, Jerman atau di London.

Kertas rokok

Seorang pegawai sebuah produsen kertas di Sumatra Bagian Selatan, memgemukakan bahwa pabrik tempatnya bekerja memproses pembuatan kertasnya, kertas biasa maupun pembungkus rokok atau cigarette. Kertas pembungkus cigarette itu mengandung zat kimia tertentu (chlor ?) yang kalau dibakar dan asapnya masuk kedalam paru akan mengakibatkan terganggunya kesehatan.

Tentang Rokok atau Kretek


Riwayat Kretek

Riwayat kretek bermula di Kudus. Menjadi dagangan paling memikat di tangan pengusaha buta huruf. Sayang asal usulnya masih gelap.

Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang asal usul yang akurat tentang rokok kretek. menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar 1870-1880-an. Awalnya, penduduk asli kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Sakitnya reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.

Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya. Djamari merasa sakitnya hilang. Ia mewartakan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini menyebar cepat. Permintaan "rokok obat" ini pun mengalir.

Djamari melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi "kemeretek", maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan "rokok kretek". Awalnya, kretek ini dibungkus "klobot" atau daun jagung kering. Dijual per ikat dimana setiap ikat terdiri dari 10 , tanpa selubung kemasan sama sekali.

Rokok kretek kian dikenal. Namun tak begitu dengan penemunya Djamari diketahui meninggal pada1890. Siapa dia dan asal-usulnya hingga kini masih remang-remang. Hanya temuannya itu yang terus berkembang. Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus.

Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di ndonesia.

Beberapa abad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roto Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.

Awal usaha Kretek

Nitisemito sendiri seorang buta huruf, dilahirkan dari rahim Ibu Markanah di desa Janggalan dengan nama kecil Rusdi. Ayahnya, Haji Sulaiman adalah kepala desa janggalan. Pada usia 17 tahun ia mengubah namanya menjadi Nitisemito. Pada usia ini, ia merantau keMalang, Jawa Timur untuk bekerja sebagai buruh jahit pakaian. Usaha ini berkembang sehingga ia mampu menjadi pengusaha konfeksi. Namun beberapa tahun kemudian usaha ini kandas karena terlilit hutang. Nitisemito pulang kampung dan memulai usahanya membuat minyak kelapa, berdagang kerbau namun gagal. Ia kemudian bekerja menjadi kusir dokar sambil berdagang tembakau. Saat itulah dia berkenalan dengan Mbok Nasilah, pedagang rokok klobot di Kudus.

Mbok Nasilah, yang juga dianggap sebagai penemu pertama rokok kretek, menemukan rokok kretek untuk menggantikan kebiasaan nginang pada sekitar tahun 1870.

Di warungnya, yang kini menjadi toko kain Fahrida di Jalan Sunan Kudus, Mbok nasilah menyuguhkan rokok temuannya untuk para kusir yang sering mengunjungi warungnya. Kebiasaan nginang yang sering dilakukan para kusir mengakibatkan kotornya warung Mbok Nasilah, sehingga dengan menyuguhkan rokok, ia berusaha agar warungnya tidak kotor.

Pada awalnya ia mencoba meracik rokok. Salah satunya dengan menambahkan cengkeh ke tembakau. Campuran ini kemudian dibungkus dengan klobot atau daun jagung kering dan diikat dengan benang. Rokok ini disukai oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemarnya adalah Nitisemito yang saat itu menjadi kusir.

Nitisemito lantas menikahi Nasilah dan mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi mata dagangan utama. Usaha ini maju pesat. Nitisemito memberi label rokoknya "Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo" (Rokok Cap Kodok makan Ular). Nama ini tidak membawa hoki malah menjadi bahan tertawaan. Nitisemito lalu mengganti dengan Tjap Bulatan Tiga. Lantaran gambar bulatan dalam kemasan mirip bola, merek ini kerap disebut Bal Tiga. Julukan ini akhirnya menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap Bal Tiga H.M. Nitisemito).

Bal Tiga resmi berdiri pada 1914 di Desa Jati, Kudus. Setelah 10 tahun beroperasi, Nitisemito mampu membangun pabrik besar diatas lahan 6 hektar di Desa jati. Ketika itu, di Kudus telah berdiri 12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan menengah, dan tujuh pabrik rokok kecil (gurem). Diantara pabrik besar itu adalah milik M. Atmowidjojo (merek Goenoeng Kedoe), H.M Muslich (merek Delima), H. Ali Asikin (merek Djangkar), Tjoa Khang Hay (merek Trio), dan M. Sirin (merek Garbis & Manggis).

Sejarah mencatat Nitisemito mampu mengomandani 10.000 pekerja dan memproduksi 10 juta batang rokok per hari 1938. Kemudian untuk mengembangkan usahanya, ia menyewa tenaga pembukuan asal Belanda. Pasaran produknya cukup luas, mencakup kota-kota di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan bahkan ke Negeri Belanda sendiri. Ia kreatif memasarkan produknya, misalnya dengan menyewa pesawat terbang Fokker seharga 200 gulden saat itu untuk mempromosikan rokoknya ke Bandung dan Jakarta

Ambruknya rokok kretek Bal Tiga dan Munculnya Pesaing



Hampir semua pabrik itu kini telah tutup. Bal tiga ambruk karena perselisihan diantara para ahli warisnya. Munculnya perusahaan rokok lain seperti Nojorono (1940), Djamboe Bol (1937), Djarum (1950), dan Sukun, semakin mempersempit pasar Bal Tiga ditambah dengan pecahnya Perang Dunia II pada tahun 1942 di Pasifik, masuknya tentara Jepang, juga ikut memperburuk usaha Nitisemito. Banyak aset perusahaan yang disita. Pada tahun 1955, sisa kerajaan kretek Nitisemito akhirnya dibagi rata pada ahli warisnya.

Ambruknya pasaran Bal Tiga disebut sebut juga karena berdirinya rokok Minak Djinggo pada tahun 1930. Pemilik rokok ini, Kho Djie Siong, adalah mantan agen Bal Tiga di Pati, Jawa Tengah. Sewaktu masih bekerja pada Nitisemito, Kho Djie Siong banyak menarik informasi rahasia racikan dan strategi dagang Bal Tiga dari M. Karmaen, kawan sekolahnya di HIS Semarang yang juga menantu Nitisemito.

Pada tahun 1932, Minak Djinggo, yang penjualannya melesat cepat memindahkan markasnya ke Kudus. untuk memperluas pasar, Kho Djie Siong meluncurkan produk baru, Nojorono. Setelah Minak Djinggo, muncul beberapa perusahaan rokok lain yang mampu bertahan hingga kini seperti rokok Djamboe Bol milik H.A. Ma'roef, rokok Sukun milik M. Wartono dan Djarum yang didirikan Oei Wie Gwan.

Perusahaan rokok kretek Djarum berdiri pada 25 Agustus 1950 dengan 10 pekerja. Oei Wie Gwan, mantan agen rokok Minak Djinggo di Jakarta ini, mengawali bisnisnya dengan memasok rokok untuk Dinas Perbekalan Angkatan Darat. Pada tahun 1955, Djarum mulai memperluas produksi dan pemasarannya. Produksinya makin besar setelah menggunakan mesin pelinting dan pengolah tembakau pada tahun 1967.

Di era keemasan Minak Djinggo dan di ujung masa suram Bal Tiga, aroma bisnis kretek menjalar hingga ke luar Kudus. Banyak juragan dan agen rokok bermunculan. Di Magelang, Solo dan Yogyakarta, kebanyakan pabrik kretek membuat jenis rokok klembak. Rokok ini berupa oplosan tembakau, cengkeh dan kemenyan.

Perkembangan industri kretek di daerah di pulau Jawa



Kretek juga merambah Jawa Barat. Di daerah ini pasaran rokok kretek dirintis dengan keberadaan rokok kawung, yakni kretek dengan pembungkus daun aren. Pertama muncul di Bandung pada tahun 1905, lalu menular ke Garut dan Tasikmalaya. Rokok jenis ini meredup ketika kretek Kudus menyusup melalui Majalengka pada 1930-an, meski sempat muncul pabrik rokok kawung di Ciledug Wetan.

Sedangkan di Jawa Timur, industri rokok dimulai dari rumah tangga pada tahun 1910 yang dikenal dengan PT. HM Sampoerna. Tonggak perkembangan kretek dimulai ketika pabrik-pabrik besar menggunakan mesin pelinting. Tercatat PT. Bentoel di Malang yang berdiri pada tahun 1931 yang pertama memakai mesin pada tahun 1968, mampu menghasilkan 6000 batang rokok per menit. PT. Gudang Garam, Kediri dan PT HM Sampoerna tidak mau ketinggalan, begitu juga dengan PT Djarum, Djamboe Bol, Nojorono dan Sukun di Kudus.

Kini terdapat empat kota penting yang menggeliatkan industri kretek di Indonesia; Kudus, Kediri, Surabaya dan Malang. Industri rokok di kota ini baik kelas kakap maupun kelas gurem memiliki pangsa pasar masing masing. Semua terutapa pabrik rokok besar telah mencatatkan sejarahnya sendiri. Begitu pula dengan Haji Djamari, sang penemu kretek. Namun riwayat penemu kretek ini masih belum jelas. Dan kisahnya hidupnya hanya dekrtahui di kalangan pekerja pabrik rokok di Kudus.

Bahan Pembuat Kretek:



1. Cengkeh



Cengkeh (Syzygium aromaticum,syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.

Penggunaan

Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang. Minyak Cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi.

Sejarah Cengkeh

Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romazi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultan dari Ternate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas.

Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.

Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.

2. Tembakau

Tembakau


pohon tembakau

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Plantae

Divisio:

Magnoliophyta

Kelas:

Magnoliopsida

Ordo:

Solanales

Familia:

Solanaceae

Genus:

Nicotiana
L.

Spesies

N. acuminata
N. alata
N. attenuata
N. clevelandii
N. excelsior
N. forgetiana
N. glauca
N. glutinosa
N. langsdorffii
N. longiflora
N. obtusifolia
N. paniculata
N. plumbagifolia
N. quadrivalvis
N. repanda
N. rustica
N. suaveolens
N. sylvestris
N. tabacum
N. tomentosa
Ref: ITIS 30562
menurut 26 Agustus, 2005

Tembakau (Nicotiana spp., L.) adalah genus tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung.

Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoxin yang sangat ampuh jika digunakan pada serangga. Zat ini sering digunakan sebagai bahan utama insektisida.

Etimologi

Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.

Museum Kretek

Bagi jantung manusia, rokok bisa menjadi petaka. Tapi bagi jantung pemda Kudus, rokok adalah berkah. Tiap tahun industri rokok di kota ini menghasilkan pendapatan rata-rata satu triliun, dan memberi makan lebih dari sembilan puluh ribu karyawan pabrik-pabrik rokok di Kudus.

Umumnya, ada lima koleksi besar alat produksi rokok di museum ini; koleksi gilingan cengkeh (alat perajang cengkeh glondong), koleksi gilingan tembakau (alat pengurai tembakau), koleksi krondo (alat yang digunakan untuk memisahkan batang tembakau yang kasar dengan yang halus), dan koleksi alat perajang tembakau.

Semua ditata menjadi dua bagian; koleksi peralatan tradisional dan modern. Peralatan tradisional ditata di sisi kiri ruangan, sedangkan yang modern, tertata di sisi kanan ruangan. Tidak main-main, museum ini menyimpan alat-alat tradisional yang langka dan “berumur”. Lihat saja alat penggulung rokok yang berangka tahun 10-10-1938.

Sedangkan untuk perlatan yang tergolong modern banyak berupa asbak, gantungan kunci, korek api, payung, topi, jam, tas, gelas, cangkir, termos, t-shirt dan lain-lain. Logo-logo perusahaan rokok Kudus juga terpampang di sana. Tak hanya logonya, rokok-rokok produksi perusahaan Kudus (dari segala jaman) juga tersimpan di sana, lengkap. Semuanya terpajang di semacam etalase. Letaknya tak jauh dari etalase lain yang berisi koleksi keramik.

Selain itu, ada juga koleksi bahan baku rokok. Ada 17 jenis tembakau dan 10 jenis cengkeh dari berbagai dunia yang ikut nampang di sana. Tak hanya itu, miniatur proses produksi zaman sekarang, mesin produksi masa kini dan gedung pusat pengelola rokok-rokok asli Kudus (ditunjukkan dengan foto-foto) juga tersedia.

Yang menjadi inspirasi pendirian museum ini tak lain adalah Nitisemito. Memang, sejarah rokok Kudus tak bisa dipisahkan dari usaha Nitisemito. Tukang kopi ini pada tahun 1906 mendirikan pabrik rokok bermerk Bal Tiga. Rokok produksinya berupa campuran tembakau dan cengkeh yang dibungkus daun jagung kering yang dibesut (dihaluskan), disebut dengan Klobot. Tak disangka, usaha ini ternyata maju pesat. Setiap harinya, Bal Tiga menghasilkan dua juta batang rokok per hari. Begitu besarnya permintaan itu hingga Nitisemito mengerahkan 6000 orang tenaga buruh. Lama kelamaan, banyak warga Kudus yang meniru jejak Nitisemito.

Rokok



Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung.

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Manfaat Rokok Bagi Indonesia Raya dan Kita

Industri rokok memiliki cukai yang cukup besar. Pendapatan negara dari perusahaan-perusahaan rokokpun cukup signifikan untuk menambah belanja negara. Seberapapun buruknya efek yang ditimbulkan oleh kegiatan merokok ini, tidak akan menghalangi kejayaan industri-industri rokok nasional. Ini manfaat rokok pertama.

Manfaat kedua. Industri rokok merupakan industri yang sedemikian massif dari segi tenaga. Ini dimungkinkan karena industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang luar biasa banyak dibandingkan dengan industri yang lainnya. Larangan penggunaan mesin-mesin industri otomatis dari pemerintah dalam menjalankan roda perusahan rokok mengindikasikan kebutuhan atau ketergantungan pemerintah, terutama soal tenaga kerja, yang sedemikian tinggi. Dengan demikian keberlangsungan hidup masyarakat yang menggantungkan hidup dari pekerjaan mereka di perusahaan rokok ini semakin tinggi. Tanpa rokok berarti tanpa nasi dan dapur yang mengepul. Ini belum dihitung pengangguran yang berhasil diatasi lewat agen-agen rokok maupun para pedagang kecil dan pedagang kaki lima.

Manfaat ketiga. Industri Musik, Televisi, Olah Raga dan sejenisnya berutang cukup banyak dengan Industri Rokok. Konser-konser musik di televisi maupun di kota-kota besar sponsor utamanya jarang sekali yang tidak pabrik rokok. Tanpa andanya sponsor dari perusahaan rokok ini kemungkinan besar hiruk pikuk dunia lagu dan musik di indonesia akan menjadi sunyi. Acara sepak bola mana yang tidak menggunakan sponsor perusahaan rokok? Sejauh yang saya ketahui sebagian besar acara-acara sepak bola maupun olah raga-olah raga lain semisal (bulu tangkis, billiard, tenis, dan yang lainnya) bisa berkembang dan melangsungkan berbagai event pertandingan karena dukungan dari perusahaan ini. Musik tanpa rokok adalah sunyi. Televisi tanpa rokok adalah sepi. Olah raga tanpa rokok adalah redup medali.

Manfaat rokok secara bilogis psikologis. Bagi sebagian banyak orang, rokok adalah teman hidup. Seperti anda membutuhkan makan dan minum maka bagi orang-orang tertentu rokok merupakan sebuah kebutuhan. Jika mereka sedang dirundung masalah atau dirundung kesendirian dan kesepian, rokok bisa menjadi teman berbagi sepi. Rokok menemani kita dikala sedang menunggu sang kekasih. Rokok menemani kita untuk mencairkan suasana dengan calon mertua. Rokok menemani kita dikala menunggu bus yang akan mengantar kita ke suatu tempat. Rokok menemani kita di jenuhnya perjalanan yang melelahkan. Rokok menemani kita dikala kita dirundung percecokkan dengan teman. Jika sehabis makan maka rokoklah cuci mulutnya.

Manfaat rokok dari gaya hidup. Merokok adalah seni, maka merokok juga merupakan sebuah keindahan. Dari mana segi indah dari merokok tersebut? Saya juga tidak begitu mengerti. Walaupun demikian kemungkinan besar pemahaman merokok adalah seni bisa ditelusuri dari perilaku para perokok. Merokok sering kali membutuhkan ketrampilan tertentu. Misanya cara menyulut rokok pun kadang ada ciri khas yang menarik dan membikin perhatian kita. Atau bisa jadi cara melinting bagi yang lebih suka merokok dengan cara ini. Gaya hidup dari para perokok pun bisa berbeda-beda, dan terkadang membikin decak kagum. Memainkan rokok yang berada ditanganpun kadang memerlukan keahlian tertentu. Jenis-jenis rokok pun memiliki segmentasi masyarakat yang berbeda-beda. Mungkin ini yang dinamakan gaya hidup.

Kesimpulan:

Disini saya ingin menegaskan bahwa tulisan ini tidak berarti bahwa saya mendukung atau memihak para perokok. Dari segi kesehatan dan kenyamanan memang merokok lebih banyak keburukannya di bandingkan manfaatnya. Hanya saja memang perlu regulasi yang lebih baik untuk menyeimbangkan atau menyelaraskan antara manfaat dari rokok dan keburukan dari rokok tersebut. Bagi anda para perokok selamat merokok dan saya anjurkan juga untuk menghormati para non smoker atau yang tidak merokok. Dan bagi para non smoker saya anjurkan juga untuk tidak menghujat atau membenci setengah mati para perusahaan rokok maupun para perokok tersebut. Sebagai sebuah realitas yang kemungkinan akan selalu mengelilingi kita, rokok maupun kebiasaan merokok merupakan sebuah fenomena yang patut kita sikapi dengan kelapangan dan kearifan. Rokok membantu kita sekaligus menghancurkan kita.

Sugesti dari Buldanul mengenai desain kemasan rokok

Berdasarkan desainnya, Buldanul menduga bahwa bungkus rokok itu tidak didesain oleh desainer yang berpendidikan tinggi. Tetapi, desainer lokal yang mempunyai kemampuan menyerap keinginan konsumennya. "Desain-desain ini pas atau akrab dengan konsumennya," ujarnya.

Desain bungkus rokok 'wong cilik' ini di mata Buldanul amat memikat. "Karena unik," katanya. Misalnya, rokok yang ditemukan di Purwodadi tak ditemukan di daerah lain.

Selain itu, perkembangan merek rokok juga sangat cepat seiring dengan perkembangan zaman. Ia mencontohkan pada tahun 1998, ia berkunjung ke pasar tradisional di Pacitan, Jawa Timur. Ketika itu ditemukan 10 jenis rokok berbagai merek.

Dua tahun kemudian, Buldanul berkunjung lagi ke Pacitan. Ternyata ia mendapatkan sejumlah rokok produk baru yang tidak dijumpai sebelumnya. Ia menduga bahwa produk rokok baru ini terus bermunculan sesuai dengan perkembangan zaman.

"Tetapi bisa juga rokok-rokok yang dulu sudah tidak laku kemudian berubah menjadi merek lain. Sehingga para konsumen tidak bosan-bosannya membeli," katanya.


Berdasarkan pengamatannya, ada tiga kategori desain bungkus rokok.

Pertama, bungkus rokok memuat gambar yang akrab di lingkungan masyarakat desa. Ia mencontohkan rokok cap Tuton yang menampilkan gambar orang menumbuk padi, cap Giling bergambar alat penggiling padi.


"
Ada juga cap Kepala Kambing Ideal. Padahal, hubungan dengan rokok ya apa?" ujar Buldanul tergelak. Desain seperti ini yang jadi favoritnya. "Ilustratif. Antara teks dan gambarnya pas."

Kategori kedua adalah desain bungkus rokok mengikuti main stream rokok yang sedang laku di pasaran. Misalnya, rokok Cap 34 sangat mirip dengan rokok 234 (Ji Sam Soe), Gudang Kapas mirip dengan rokok Gudang Garam. Sehingga rokok-rokok rakyat tersebut tidak perlu memasang iklan.

Yang menarik, ujar Buldanul, bungkus rokok ini mampu mensugesti si perokok. "Dengan merokok merek-merek tersebut dapat mengangkat gengsi yang merokok. Kalau mereka merokok 34 seolah-olah mereka merokok Ji Sam Soe," katanya.


Ketiga, desain yang sangat sangat modern, tidak ndeso. Desain bungkus rokok ini bermaksud membidik pasar anak muda desa 'korban perkotaan'. Yakni, mereka yang seharian bekerja di
kota, petang hari pulang ke desa namun penghasilannya cekak. "Dengan merokok merek ini, mereka merasa punya gaya hidup kota meski penghasilannya rendah," ujar dia.

GUNUNG KAWI

RM Danardono HADINOTO

Gumaman mantra doa mengalun ditengah kepulan wangi asap dupa dan taburan bunga. Suara kemrecek bambu ciamsi beradu terdengar di antara asap hio dan nyala lilin-lilin merah. Inilah suasana malam 1 Suro di gunung Kawi, tempat di mana ritual budaya Jawa terajut dengan ritual Budaya Tionghoa.

Malam 1 Suro - tgl 15 Maret 2002 lalu, area Pesarean (Pemakaman) Gunung Kawi dikunjungi oleh ribuan orang peziarah dari berbagai kota dan daerah telah berdatangan sejak sore hari. Mereka memenuhi penginapan-penginapan yang memang banyak terdapat di daerah sekitar pesarean tersebut. Sambil beristirahat beristirahat, mereka menunggu saat datangnya tengah malam di mana berbagai upacara ritual akan diselenggarakan. Para pedagang bunga, kemenyan, lilin, hio dan perlengkapan sesaji lainnya sibuk melayani para peziarah. Kios pedagang makanan dan restoran terus kebanjiran pelanggan. Sementara itu, di sebuah dapur yang luas dengan beberapa tungku dan penggorengan besarnya, beberapa ibu-ibu terus sibuk menggoreng ratusan ekor ayam utuh yang dipesan para peziarah untuk upacara sesaji malam harinya. Pertunjukan wayang kulit dan barongsai ikut meramaikan suasana. Singkatnya, sepanjang malam itu, pesarean gunung kawi lebih mirip pasar malam dari pada sebuah kompleks pemakaman. Malam itu, kesan seram, angker, dan tempat ‘mencari kekayaan dengan cara nyupang, golek pesugihan, atau muja’ yang seperti yang dibayangkan banyak orang tentang "Gunung Kawi", seolah tenggelam oleh hingar-bingar para pengunjung.


Hubungan Rokok dengan Tionghua dan Jawa

Mengapa dan bagaimanakah sebuah area pemakaman (pesarean - bahasa jawa) bisa sebegitu terkenal dan dikunjungi banyak peziarah, khususnya warga Tionghoa? Mari kita telusuri liputannya :

Gunung Kawi yang tingginya 2.860 m dari permukaan laut terletak di Kabupaten Malang - Jawa Timur, tepatnya sekitar 40 kilometer sebelah barat Kota Malang. Sebenarnya bukanlah gunung Kawi-nya yang membuat tempat ini terkenal, tetapi adanya sebuah kompleks pemakaman keramat yang berada di lereng selatan gunung ini yang menjadikannya di datangi banyak orang. Penduduk setempat menyebut area pemakaman tersebut dengan nama "Pesarean Gunung Kawi". Pesarean berarti pemakaman.

Pesarean Gunung Kawi terletak di ketinggian sekitar 800 m di atas permukaan laut, tepatnya di desa Wonosari, kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang - Jawa Timur.

Walaupun berada di lereng gunung, Pesarean Gunung kawi ini mudah dijangkau, karena selain jalannya bagus, banyak angkutan umum yang menuju ke
sana.
Dari terminal atau parkiran desa Wonosari, perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki menyusuri jalan mendaki bertangga semen bagus, jaraknya kira-kira 750 m. Perjalanan mendaki ini bisa tak membosankan karena kita dapat melihat-lihat di samping kiri kanan jalanan yang dipenuhi dengan restoran, hotel, dan kios penjual souvenir dan perlengkapan sesajian/ritual.
Setelah melewati beberapa gerbang, di ujung jalan kita akan mendapati sebuah pendopo besar yang tertutup dengan 3 pintu masuk. Di dalamnya, terdapat sebuah makam keramat! Makam yang menjadi pusat dari kompleks Pesarean Gunung Kawi tersebut. Makam yang menjadi magnet untuk menarik puluhan ribu orang datang setiap tahunnya. Para Peziarah itu datang untuk menghormati dan sekaligus memohon berkat kepada beliau yang dimakamkan di tempat tesebut, yaitu Eyang Djoego dan Eyang RM Iman Sudjono. Ya betul, memang dalam satu liang lahat tersebut dimakamkan dua orang Eyang yang merupakan sahabat perjuangan, guru dan murid yang sudah saling mengangkat Bapak-Anak ini (riwayat lengkap : lihat Box)

Semasa hidupnya, kedua mantan bhayangkara balatentara Pangeran Diponegoro ini, selain berdakwah agama islam dan mengajarkan ajaran moral kejawen, juga mengajarkan cara bercocok tanam, pengobatan, olah kanuragan serta ketrampilan lain yang berguna bagi penduduk setempat. Perbuatan dan karya mereka sangat dihargai oleh penduduk di daerah tersebut, sehingga banyak masyarakat dari daerah kabupaten
Malang dan Blitar datang ke padepokan mereka untuk menjadi murid atau pengikutnya.

Setelah Eyang Djoego meninggal tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sudjono tahun 1876, para murid dan pengikutnya tetap menghormatinya. Setiap tahun, para keturunan, pengikut dan juga para peziarah lain datang ke makam mereka melakukan peringatan. Setiap malam Jumat Legi, malam meninggalnya Eyang Djoego, dan juga peringatan wafatnya Eyang Iman Soedjono setiap tanggal 12 bulan Suro, di tempat ini selalu diadakan perayaan Tahlil Akbar dan upacara ritual lainnya. Upacara ini biasanya dipimpin oleh juru kunci makam yang masih merupakan keturunan-keturunan Eyang Iman Sujono sampai sekarang.

Dominasi Warga Tinghoa

Rupanya, dengan berjalannya waktu, ritual ziarah kubur ini berkembang menjadi upacara ziarah kubur plus ngalap berkah. Dan uniknya , sekarang boleh dibilang lebih banyak masyarakat Tionghoa yang datang berziarah daripada masyarakat Jawa sendiri. Bahkan dalam hari-hari tertentu, seperti hari raya Imlek, Natal, dan Idul Fitri, jumlah masyarakat Tionghoa yang datang berziarah jauh lebih banyak daripada masyarakat Jawa sendiri.

Keikutsertaan warga Tionghoa dalam lingkungan perziarahan di Pesarean Gunung Kawi sebenarnya dimulai dari seorang yang bernama Tan Kie Lam. Pada waktu itu ia sempat diobati dan disembuhkan oleh Eyang Iman Sudjono berkat air guci wasiat peninggalan Eyang Djoego. Kemudian, Tan Kie Lam pun ikut berguru di padepokan gunung kawi dan tinggal di
sana. Sebagai seorang Tionghoa, ia mungkin merasa kurang sreg dengan ikut cara ritual masyarakat Jawa. Akhirnya, ia mendirikan sendiri sebuah "kelenteng kecil"-nya sendiri untuk bersembahyang dan untuk menghormati kedua almarhum gurunya.
Tetapi yang membuat Pesarean Gunung Kawi ini terkenal adalah seorang Tionghoa yang kemudian menjadi pediri perusahaan rokok Bentoel - sebuah perusahaan rokok besar yang pernah berdiri di
Malang. Sayangnya, akibat krismon ini sekarang terancam bangkrut dan diambil alih oleh perusahaan lain.
Konon, sang pendiri PT. Bentoel ini, ketika itu datang untuk berguru olah-kanuragan di padepokan Gunung Kawi. Tetapi oleh sang juru kunci niat itu ditolak dengan alasan bahwa ia tidak pantas menjadi seorang pendekar, tetapi lebih cocok menjadi pedagang saja. Sang juru kunci lantas menyarankan ia pulang saja, sambil membekalinya dua batang bentoel (umbi-umbian).
Sesampai di rumah, ia berpikir bahwa oleh-oleh dua batang bentoel ini pasti punya arti. Akhirnya, ia menggunakan Cap Bentoel sebagai merk usahanya. Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, perusahan rokok Cap Bentoel maju pesat. Dan sebagai tanda terima kasih dan bhaktinya terhadap Eyang Djoego dan
Eyang Sudjono, ia membagun jalan dan prasarana-prasarana di kompleks Pesarean Gunung Kawi tersebut.

Rupanya, khabar hubungan antara kesusksesan Rokok Benteol dan pesarean Gunung Kawi dengan cepat menyebar luas di kalangan masyarakat Tionghoa. Akibatnya langsung bisa ditebak, segera saja banyak masyarakat Tionghoa berbondong-bondong datang ke
sana. Kebetulan kok ya banyak yang berhasil! Bahkan konon, menurut khabar burung biru, nama merk perusahaan angkutan terkenal di Jakarta juga didapat dari mimpi ketika sang pemilik sedang berada di gunung Kawi.

Selain mengikuti upacara ritual standart Islam-Kejawen yang dilakukan oleh para juru kunci makam, para peziarah Tionghoa juga melakukan ritual tionghoanya. Segera saja klenteng kecil buatan Tan Kie Lam dirasa tak bisa lagi menampung membludagnya kaum Tionghoa yang ingin berseEyangyang. Untuk itu dibangunlah tiga buah kelenteng kecil yang letaknya lebih dekat lagi dengan makam. Di ketiga kelenteng ini diisi oleh Dewa Bumi Ti Kong, Dewi Kwan Im, dan kelenteng khusus untuk Ciamsi (ramalan). Sering terlihat lilin-lilin merah besar yang tingginya 2 m atau lebih berjejalan memenuhi kelenteng ini. Di atas sampul plastik lilin-lilin tersebut biasanya tertulis permohonan dari perusahaan atau keluarga tertentu. Bahkan sempat dijumpai, di atas palstik sampul lilin tersebut tercetak gambar sebuah sepeda motor merk Jepang terkenal.
Di bekas kelenteng kecil lama yang di bongkar, dibangun sebuah masjid letaknya berdekatan dengan kelenteng Tionghoa yang baru. Masjid Iman Sujono yang megah ini, konon khabarnya juga sumbangan konglomerat nomor satu
Indonesia, Liem Sioe Liong.

Memang, kecuali dalam pendopo makam, dihampir semua tempat di kompleks makam yang dikeramatkan oleh masyarakat Jawa, seperti Padepokan Eyang Iman Sujono, bekas rumah tinggal Tan Kie Lam, dan pemandian Sumber Manggis, semuanya juga diletakkan altar ritulal khas Tionghoa. Bahkan kedua Eyang mendapat julukan dalam bahasa Tionghoa. Eyang Djego disebut Twa Low She atau Guru Besar Pertama, sedangkan Djie Low She atau Guru Besar Kedua adalah sebutan untuk Eyang Iman Soedjono.

Hasil akhirnya, sekarang kompleks pesarean Gunung Kawi menjadi tempat percampuran budaya dan ritual khas Jawa dan Tionghoa. Bagi mereka yang pertama kali datang ke gunung kawi pastilah akan mengkerutkan dahi melihat apa yang terjadi di sini.

Adalah menjadi pemandangan sehari-hari di kelenteng Gunung Kawi bila melihat seorang Jawa bersarung dan bertopi haji dengan khitmatnya bersoja dengan hio di tangan, sementara disampingnya seorang ibu berkerudung sedang dengan penuh konsentrasai mengocok bambu ramalan (ciamsi). Dan kalau diperhatikan, ternyata para ‘petugas kelenteng’ gunung Kawi ini pun ternyata kebanyakan adalah warga Jawa.

Setelah jam 12 malam, para peziarah Jawa dan Tionghoa larut dalam sebuah ritual khas Gunung Kawi. Mereka berjalan berlawanan arah jarum jam mengelilingi pendopo sebanyak tujuh kali, dengan setiap saat berhenti di depan pintu sisi utara, timur, selatan dan barat, sambil menghormat ke dalam makam.
Sementara itu, di dalam Pendopo Makam sendiri dipenuhi para peziarah Jawa dan Tionghoa yang memiliki niatan khusus. Sambil membawa bunga dan kemenyan. Mereka dengan sabar menunggu giliran di doakan di depan nisan oleh para asisten juru kunci. Setelah doa dalam bahasa Jawa dan Arab digumamkan, biasanya para peziarah akan mendapat "bunga layon" (bunga layu) yang sudah ditaburkan dari makam. Khabarnya bunga tersebut memiliki khasiat pembawa rezeki dan pengobatan. Uniknya, banyak peziarah yang menempatkan bunga tersebut di kantong merah dan kuning yang bergambar lambang Pakua dan bertuliskan huruf Tionghoa. Yang merah cocok untuk ditempatkan di tempat usaha, sedangkan yang kuning digantung ditempat tinggal.

Berbaurnya dua budaya dan ritual Jawa dan Tionghoa ini terlihat mencolok lagi pada peringatan malam satu suro lalu. Dalam kompleks pemakaman tersebut setidaknya ada 3 tempat perunjukan wayang kulit dengan lakon tertentu yang dipesan oleh warga Tionghoa sebagai kaulnya. Sementara itu beberapa warga masyarakat Jawa berpartisipasi memberikan angpau kepada barongsai yang sedang beraksi.

Upacara sembayangan khusus di depan makam 1 Suro yang sedianya dimulai
pukul 1.00 malam akhirnya baru bisa dimulai pukul 5.30 pagi karena menunggu matangnya sesajian yang dipesan para peziarah.

Sore hari tanggal 1 Suro (15 Maret 2002) diadakan upacara arak-arakan desa. Tiap RT dari desa Wonosari mengirimkan rombongan wakilnya. Mereka berpakaian adat Jawa Timuran sambil membawa tandu-tandu berisisi aneka sesembahan. Di tengah iring-iringan warga Jawa dan Tionghoa yang juga diiringi tarian jawa ini menyelip juga barongsai, tarian singa khas Tionghoa.
Entah apakah peristiwa semacam ini pernah terlintas di benak oleh Eyang Djoego dan Eyang Iman Soedjono semasa hidupnya. Tapi yang jelas hari Satu Suro lalu, masyarakat Jawa dan Tionghoa juga berbaur beriringan bersama-sama mengucapkan doa syukur, mengalap berkah - memuja bhakti di Pesarehan Gunung Kawi. (Herwiratno)

Rabu, 19 September 2007

AMBRE MANIS


Visual pada kemasan:
Wayang

Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.

Wayang Janaka

Pada zaman India Kuno, Janaka (Sansekerta: जनक, janaka) atau Raja Janaka (राजा जनक, rājā janaka) adalah raja di kerajaan Mithila. Ia lahir di Janakpur, Nepal; ia dikisahkan dalam Ramayana sebagai ayah Sita dan ada pula sumber mengenai dirinya di Brihadaranyaka Upanishad, Mahabharata dan Purana.

Janaka menguji kekuatan para peminang yang melamar putrinya untuk memasangkan tali busur milik Dewa Siwa. Pangeran Rama berhasil melakukannya, dan puteri Janaka yaitu Sita (juga disebut Janaki) menikahi Rama dan hidup bersama di Ayodhya.

Janaka tidak hanya seorang raja yang gagah berani, namun juga ahli di bidang sastra dan Weda selayaknya seorang resi. Ia adalah murid kesayangan Yajnavalkya, yang merupakan Brahman dalam wujud raja, pada bab satu kitab Brihadaranyaka Upanishad. Dalam Bhagawad Gita, Sri Kresna menggunakan Janaka sebagai contoh Karma yoga.

Raja Janaka juga disebut sebagai seorang Rajaresi yang memiliki pengetahuan spiritual dan meraih predikat resi, meskipun ia seorang raja yang memerintah di Mithila. Ia juga dilatih oleh Resi Ashtawakraa.

Menurut wiracarita Mahabharata, Janaka adalah ras para raja yang memerintah Kerajaan Wideha dari ibukota mereka, Mithila. Ayah Sita (istri Raghava Rama) bernama Sīradwaja Janaka. Mahabharata menyebutkan banyak Raja Janaka lainnya yang merupakan sarjana besar dan hidup seperti resi meskipun mereka adalah raja. Mereka senang berbincang-bincang mengenai agama dengan banyak resi.

Sumber: wikipedia Indonesia

jenis rancangan :Kemasan
jenis produk :rokok/kertas rokok
Nama Produk :manis djanoko
Nama Produsen :
Alamat Produsen :
No Daft Legal :
GEDP.4300578047
Lembaga berwenang : suku dinas
No Hak Paten:
GEDP.4300578047
komentar:
  • Produksi gaya baru
  • Huruf BB artinya berkualitas
  • Bentuk bulat pada tali ditukukan bahwa produk ini aman dan berkualitas
  • Padi melambangkan produk Indonesia
  • Bahasa inggris digunakan sebagai bentuk modernisasi. Pada bagian samping kemasan, mungkin juga rokok ini ditujukan pada kalngan menengah ke atas.
  • Merk Djanoko dan wayang dapat dikaitkan dengan trend pada masa itu. Dimana di TVRI pada era 70-an akhir terdapat suatu opera sabun/serial perwayangan yang bernama Ria Jenaka yang pada masa itu sedang popular.
  • Teknik cetak yang digunakan adalah sablon
  • Alasan penggunaan warna merah putih karena melambangkan Indonesia
  • Tokoh atau gambar yang digunakan adalah Srikandi dan Arjuna .




MINYAK KAYU PUTIH



MINYAK KAYU PUTIH ( CAP GAJAH )
Produk minyak kayu putih
Produksi Surabaya, PT.USFI (Usaha Sekawan Farmasi Indonesia)
Produk ini sudah terdaftar.
Backgroundnya menggunakan huruf dari kata PT. USFI
Produk ini dapat digunakan secara umum tanpa resep dokter. Hal ini terlihat dari lambang bulat berwarna hijau pada kemasan.
Teknik cetak offset
Produk ini sudah dihakpatenkan
Penggunaan warna hijau pada kemasan dimaksudkan untuk menggambarkan kesegaran dan kesan natural atau alami pada produk. Pada umumnya produk obat menggunakan warna hijau untuk memberikan kesan bahwa terbuat dari bahan alami
Mengapa produk minyak kayu putih ini mengunakan gambar gajah adalah dengan alasan bahwa gajah merupakan hewan besar yang kuat dan hidup dalam urutan sosial yang terstruktur.
Gajah hidup berkeluarga dan induk gajah akan merawat anaknya sampai mampu berdiri.
Jika dikaitkan dengan minyak kayu putih yang kebanyakan digunakan oleh para Ibu pada bayinya adalah Induk gajah tersebut melambangkan kasih sayang seorang Ibu yang akan terus merawat anaknya sampai tumbuh dewasa.
Alamat; Pabrik jln Kedung Cowek no 345 Suabaya 60129 Jatim. Telp; 031-31451, 311695, 318661. kecamatan Kenjeran.

KUMBO KARNO




Kumbo Karmo
Produk pewarna pakaian berwarna coklat
Produksi di Solo, warung Palem no 44
Teknik cetak sablon
Produk sudah terdaftar
Adanya aturan masak pada produk agar mempermudah pemakaian
Produk ini juga dapat dugunakan untuk mewarnai kulit, serat nanas, bunga kertas, dapat digunakan untuk tinta, tapi dkhususkan untuk pewarna pakaian.
Gambar yang digunakan adalah wayang Jawa (Kumbokarno)

About Kumbokarno...
Dalam wiracarita Ramayana, Kumbakarna adalah saudara kandung Rahwana, raja rakshasa dari Alengka. Kumbakarna merupakan seorang rakshasa yang sangat tinggi dan berwajah mengerikan, tetapi bersifat perwira dan sering menyadarkan perbuatan kakaknya yang salah. Ia memiliki suatu kelemahan, yaitu tidur selama enam bulan, dan selama ia menjalani masa tidur, ia tidak mampu mengerahkan seluruh kekuatannya.

Ayah Kumbakarna adalah seorang resi bernama Wisrawa, dan ibunya adalah Kekasi, puteri seorang Raja Detya bernama Sumali. Rahwana, Wibisana dan Surpanaka adalah saudara kandungnya, sementara Kubera, Kara, Dusana, Kumbini, adalah saudara tirinya. Marica adalah pamannya, putera Tataka, saudara Sumali. Kumbakarna memiliki putera bernama Kumba dan Nikumba. Kedua puteranya itu gugur dalam pertempuran di Alengka. Kumba menemui ajalnya di tangan Sugriwa, sedangkan Nikumba gugur di tangan Hanoman.

Anugerah Brahma
Saat Rahwana dan Kumbakrana mengadakan tapa, Dewa Brahma muncul karena berkenan dengan pemujaan yang mereka lakukan. Brahma memberi kesempatan bagi mereka untuk mengajukan permohonan. Saat tiba giliran Kumbakarna untuk mengajukan permohonan, Dewi Saraswati masuk ke dalam mulutnya untuk membengkokkan lidahnya, maka saat ia memohon "Indraasan" (Indrasan – tahta Dewa Indra), ia mengucapkan "Neendrasan" (Nindrasan – tidur abadi). Brahma mengabulkan permohonannya. Karena merasa sayang terhadap adiknya, Rahwana meminta Brahma agar membatalkan anugerah tersebut. Brahma tidak berkenan untuk membatalkan anugrahnya, namun ia meringankan anugrah tersebut agar Kumbakarna tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan. Pada saat ia menjalani masa tidur, ia tidak akan mampu mengerahkan seluruh kekuatannya.

Peran di Alengka
Kumbakarna sering memberikan nasihat kepada Rahwana, menyadarkan bahwa tindakanya keliru. Ketika Rahwana kewalahan menghadapi Sri Rama, maka ia menyuruh Kumbakarna menghadapinya. Kumbakarna sebenarnya tahu bahwa kakaknya salah, tetapi demi membela Alengka tanah tumpah darahnya dia pun maju sebagai prajurit melawan serbuan Rama. Kumbakarna sering dilambangkan sebagai perwira pembela tanah tumpah darahnya, karena ia membela Alengka untuk segala kaumnya, bukan untuk Rahwana saja, dan ia berperang melawan Rama tanpa rasa permusuhan, hanya semata-mata menjalankan kewajiban.

Pertempuran dan kematian
Saat Kerajaan Alengka diserbu oleh Rama dan sekutunya, Rahwana memerintahkan pasukannya untuk membangunkan Kumbakarna yang sedang tertidur. Utusan Rahwana membangunkan Kumbakarna dengan menggiring gajah agar menginjak-injak badannya serta menusuk badannya dengan tombak, kemudian saat mata Kumbakarna mulai terbuka, utusannya segera mendekatkan makanan ke hidung Kumbakarna. Setelah menyantap makanan yang dihidangkan, Kumbakarna benar-benar terbangun dari tidurnya.

Setelah bangun, Kumbakarna menghadap Rahwana. Ia mencoba menasihati Rahwana agar mengembalikan Sita dan menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan kakaknya itu adalah salah. Rahwana sedih mendengar nasihat tersebut sehingga membuat Kumbakarna tersentuh. Tanpa sikap bermusuhan dengan Rama, Kumbakarna maju ke medan perang untuk menunaikan kewajiban sebagai pembela negara. Sebelum bertarung Kumbakarna berbincang-bincang dengan Wibisana, adiknya, setelah itu ia berperang dengan pasukan wanara.

Dalam peperangan, Kumbakarna banyak membunuh pasukan wanara dan banyak melukai prajurit pilihan seperti Anggada, Sugriwa, Hanoman, Nila, dan lain-lain. Dengan panah saktinya, Rama memutuskan kedua tangan Kumbakarna. Namun dengan kakinya, Kumbakarna masih bisa menginjak-injak pasukan wanara. Kemudian Rama memotong kedua kaki Kumbakarna dengan panahnya. Tanpa tangan dan kaki, Kumbakarna mengguling-gulingkan badannya dan melindas pasukan wanara. Melihat keperkasaan Kumbakarna, Rama merasa terkesan dan kagum. Namun ia tidak ingin Kumbakarna tersiksa terlalu lama. Akhirnya Rama melepaskan panahnya yang terakhir. Panah tersebut memisahkan kepala Kumbakarna dari badannya dan membawanya terbang, lalu jatuh di pusat kota Alengka.

TJAP NANAS





Produk : kertas sigaret jang no.1 tjap “nanas” jang paling manis
Daftar No. 397849
Produk ini dikenal sekitar tahun 1990 an. Hal ini dilihat dari desainnya yang sederhana dengan menggunakan bingkai persegi sebagai batas. Kertas yang digunakan berwarna coklat yang biasa disebut kertas kopi. Tinta yang digunakan berwarna merah agar terlihat kontras dengan warna backgroundnya dan menarik perhatian. Petik dua yang digunakan pada tulisan nanas terlihat unik, yang awal dibagian bawah, yang akhir dibagian atas. Kertas sigaret ini menggunakan brand tjap nanas dikarenakan bahan yang digunakan untuk membuat kertas sigaret mengandung nanas. Penggunaan jenis tulisannya masih simple dan sederhana dengan jenis font serif dan sans serif.

SUMBA CAP STOPLES






SUMBA CAP STOPLES
Digunakan untuk pembuatan kue dan sirup (pewarna makanan)
Terdiri dari 3 aroma, setiap aroma sesuai dengan warna kemasan
Menggunakan gambar toples sebagai brand
Brand toples menginterpretasikan kalau pewarna makanan ini terbuat secara tradisional dan tidak menggunakan bahan pengawet sehingga aman untk dikonsumsi.
Produk sudah terdaftar
Teknik cetak sablon
Kesimpulan
Kesumba adalah pewarna makanan, karena mata manusia [normal] yang tidak monokrom itu diandaikan akan merangsang otak setelah terpapari makanan yang berwarna-warni.
Jajanan pasar tradisional maupun jajanan modern bikinan pabrik [faktanya: keduanya bisa dijual di pasar yang sama] juga butuh pewarna. Yang menyedihkan, ada saja produsen jajanan [home industry?] yang menggunakan pewarna sembarangan. Temuan masa lampau oleh YLKI maupun Ditjen POM Depkes malah mendapati makanan dengan pewarna tekstil!
Saya tak tahu apakah pewarna ini aman. Disebut terdaftar, tapi di mana? Kantor Dinas Perdagangan setempat? Depkes? FDA? Tampaknya pewarna ini cukup sakti, biarpun sudah dikantongi plastik, baru kemudian dibungkus kertas, masih saja taburan ronanya nyêlèprèt. Jemari pemegang bungkus akan langsung kehijauan, apalagi jika berkeringat.

Apapun warnanya, apapun rasa penganannya, merek Stoples menjanjikan ini: sedikit bisa menjadi banyak, menggenang dalam wadah bening siap ciduk, sehingga mengundang cegluk.


Pewarna Makanan
Zat warna/pewarna makanan secara umum dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : zat warna alami, zat warna yang identik dengan zat warna alami, dan zat warna sintetis.

1. Zat Warna Alami
Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis. Selain itu....


penelitian toksikologi zat warna alami masih agak sulit karena zat warna ini umumnya terdiri dari campuran dengan senyawa-senyawa alami lainnya. Misalnya, untuk zat warna alami asal tumbuhan, bentuk dan kadarnya berbeda-beda, dipengaruhi faktor jenis tumbuhan, iklim, tanah, umur dan faktor-faktor lainnya.

Bila dibandingkan dengan pewarna-pewarna sintetis
penggunaan pewarna alami mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain :
1.Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan
2.Konsentrasi pigmen rendah
3.Stabilitas pigmen rendah
4.Keseragaman warna kurang baik
5.Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis.

Jenis zat warna alami yang sering digunakan untuk pewarna makanan antara
lain ialah :
a. Karotenoid
b. Antosianin
c. Kurkum
d. Biksin
e. Karamel
f. Titanium oksida
g. Cochineal, karmin dan asam karminat

2. Zat Warna yang Identik dengan Zat Warna Alami
Zat warna ini masih satu golongan dengan kelompok zat warna alami, hanya zat
warna ini dihasilkan dengan cara sintesis kimia, bukan dengan cara ekstraksi atau
isolasi. Jadi pewarna identik alami adalah pigmen-pigmen yang dibuat secara sintetis
yang struktur kimianya identik dengan pewarna-pewarna alami. Yang termasuk
golongan ini adalah karotenoid murni antara lain canthaxanthin (merah), apo-karoten
(merah-oranye), beta-karoten (oranye-kuning). Semua pewarna-pewarna ini memiliki
batas-batas konsentrasi maksimum penggunaan, terkecuali beta-karoten yang boleh
digunakan dalam jumlah tidak terbatas.

3. Zat Warna Sintetis
Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam makanan menurut “Joint
FAO/WHO Expert Committee on Food Additives” (JECFA) dapat digolongkan
dalam beberapa kelas, yaitu : azo, triarilmetana, quinolin, xanten dan indigoid (Tabel
2). Kelas azo merupakan zat warna sintetis yang paling banyak jenisnya dan
mencakup warna kuning, oranye, merah, ungu, dan coklat, setelah itu kelas
triarilmetana yang mencakup warna biru dan hijau.

PEMAKAIAN ZAT WARNA DALAM INDUSTRI PANGAN
Zat warna sintetis dipakai sangat luas dalam pembuatan berbagai macam makanan. Zat warna tersebut dapat dicampurkan dan akan menghasilkankisaran warna yang luas. Pemakaian zat warna oleh industri pangan jumlahnya boleh dikatakan tidak begitu banyak, yaitu biasanya tidak lebih dari 100 mg per kg produk . Pemakaian zat warna sintetis dalam industri pangan

Jenis Makanan Rata-rata Pemakaian (mg/kg)

1. Minuman ringan 50
2. Es loli 70
3. Sugar confectionery 100
4. Preserved dan table jellies 70
5. Baked goods – cake dan biskuit 60
6. Kalengan buah-buahan dan sayuran 70
7. Sosis 10
8. Ikan asap 30
9. Instant desserts 50
10. Produk-produk susu – yogurt 20

http://teknofood.blogspot.com/2007/04/pewarna-makanan.html


Aditif makanan
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adakah semua bahan kimia yang dimasukkan dalam makanan guna untuk meningkatkan kualitas, keenakan, keunikan makanan, dan lain-lain. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman nenek moyang kita. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.

Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya, diantaranya:

MSG sebagai penguat rasa makanan dan juga untuk melezatkan makanan. MSG merupakan zat aditif makanan buatan, sedangkan yang alami diantaranya adalah bunga cengkeh.
Tartrazin adalah pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Bahan pewarna makanan alami diantaranya adalah daun pandan.
Gom Arab adalah bahan aditif alami yang gunanya untuk mengemulsi minyak dan air agar dapat bersatu.
Garam alginat dan gliserin marupakan bahan adtif buatan yang digunakan untuk menstabilkan dan memekatkan suatu makanan sehinggga dapat membuat makanan bertekstur lembut dan rata

Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah menagtur penggunaan bahan aditif makanan scara ketat dan juga melarang pengguanaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulakan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian
guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.


Bahan Pengawet dan Pewarna Makanan Picu Hiperaktivitas Anak - KOMPAS CYBER MEDIA

Beberapa waktu lalu masyarakat dikejutkan dengan
penyalahgunaan formalin dalam makanan anak-anak dan kosmetik.
Selain formalin, sebenarnya banyak produsen makanan yang nakal
menggunakan zat pewarna bukan untuk makanan. Penggunaan
pewarna ini tentu akan menimbulkan efek pada tubuh, salah
satunya memicu hiperaktivitas pada anak.
Hal tersebut diungkapkan para peneliti dari Inggris yang
meneliti dampak zat tambahan dalam makanan, khususnya pewarna
pada pada 300 anak berusia 3-9 tahun. Ternyata terdapat
perbedaan perilaku yang mencolok pada anak-anak yang sering
mengonsumsi minuman dan makanan warna warni.

"Hasil penelitian kami menunjukkan efek dari zat tambahan ini
tidak hanya terlihat pada anak ADHD (attention deficit
hyperactivity disorder) tetapi juga pada populasi umum," kata
Jim Stevenson, peneliti, seperti dilaporkan dalam jurnal
Lancet Medical. Stevenson dan rekan-rekannya telah meneliti
efek dari zat tambahan pangan selama bertahun-tahun.
Dalam risetnya, Stevenson meneliti efek dari zat pewarna yang
sering dipakai dalam produk makanan dan minuman di Inggris,
misalnya carmoisine untuk warna kuning, ponceau 4R untuk
memberi warna merah, serta zat pewarna tartrazine dan zat
tambahan lain misalnya sodium benzoat.
Sebenarnya pengaruh zat tambahan pangan terhadap perilaku
agresif anak masih menimbulkan perdebatan sengit di antara
para ahli. Benjamin Feingold, ahli alergi, dalam bukunya
menyebutkan selain zat pewarna sintetis dan pemanis buatan,
bahan alami yang terdapat dalam buah dan sayuran juga
berdampak pada perilaku anak.

Di Indonesia sendiri, zat pewarna makanan yang diijinkan
adalah pewarna alami, misalnya kunyit (untuk warna kuning),
daun suji (untuk warna hijau), serta pewarna buatan dalam
kategori Food Grade. Untuk pemanis buatan yang diijinkan
antara lain sakarin, aspartim, dan siklamat. Sedangkan zat
pengawet yang diizinkan di antaranya benzoat, propionat,
nitrit, nitrat, sorbat, dan sulfit. Makanan yang diberi zat
kimia berbahaya biasanya berwarna lebih mencolok dan rasanya
pahit.


Penulis: An


Waspadai Bahan Tambahan Makanan
“Let your food be your medicine and your medicine be your food” (Hipocrates)
MASIH rendahnya pengetahuan masyarakat soal mutu dan keamanan pangan menyebabkan maraknya kasus keracunan makanan. Hal ini diperparah dengan berbagai jenis bahan tambahan makanan (BTM) yang bersumber dari produk-produk senyawa kimia dan turunannya.
Mengingat beredarnya beberapa bahan tambahan makanan yang berisiko, hendaknya konsumen lebih kritis dan berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi aneka makanan yang ada. Atau dapat membiasakan dengan menambahkan bahan tambahan makanan alami semisal kunyit, daun pandan dan lain sebagainya.

Pelabelan
Sebagai konsumen, tentunya kita mempunyai hak untuk memperoleh kebutuhan pokok yang memadai, mendapatkan keamanan dari makanan dan minuman yang kita akan konsumsi. Bila konsumen mengalami kerugian dalam mengonsumsi makanan dan minuman, dapat mengajukan klaim pada instansi yang berwenang. Dalam hal ini instansi yang berwenang tersebut adalah Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, dan Departemen Kesehatan.
Masyarakat konsumen sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dan atau minuman yang tidak mencantumkan batas tanggal kedaluwarsa. Ada beberapa informasi penting yang harus diketahui konsumen. Pertama, harga, konsumen berhak mendapatkan informasi dan membandingkannya dengan informasi lain sehingga ia dapat membeli dengan harga sesuai daya beli mereka. Kedua, label, sebelum mengonsumsi makanan, konsumen perlu memperhatikan informasi pada kemasan atau label produksi yang harus meliputi nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat atau isi bersih, nama dan alamat produsen dan tanggal kadaluwarsa. Pemberian label pada makanan kemasan itu bertujuan agar konsumen mendapatkan informasi yang benar dan jelas tentang produk tersebut.
Ketiga, kemasan dan perubahan fisik, produk makanan dengan kemasan yang sudah rusak tidak layak dikonsumsi. Perhatikan jika bau tidak sedap, perubahan warna, bentuk, dan rasa adalah tanda-tanda makanan dalam kemasan telah rusak.

Bahan pengawet
Dalam produksi pangan olahan untuk tujuan komersial, penggunaan bahan tambahan yang bersumber dari substansi kimia sebagai bahan pengawet tidak mungkin dihindari, terutama dalam pengolahan industri rumah tangga. Penggunaan bahan tambahan makanan yang salah satunya yakni pengawet bertujuan untuk menghambat atau menghentikan aktivitas mikroba seperti bakteri, kapang, dan khamir. Sehingga dapat meningkatkan daya simpan suatu produk olahan, meningkatkan cita rasa, warna, menstabilkan dan memperbaiki tekstur, sebagai zat pengental/penstabil, anti lengket, mencegah perubahan warna, memperkaya vitamin, mineral dan lain-lain.
Penggunaan zat pengawet sebaiknya dengan dosis di bawah ambang batas yang telah ditentukan. Pemberian bahan tambahan makanan telah ditetapkan standarnya oleh badan yang berwenang dan ada ketentuan yang mesti ditaati oleh industri pembuat makanan, sebab jika kadarnya melebihi batas ketentuan tentu saja tidak aman dan dapat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan konsumen. Menurut ketentuan yang ditetapkan, ada beberapa jenis kategori bahan tambahan makanan. Pertama, bahan tambahan makanan yang bersifat aman, dengan dosis yang tidak dibatasi misalnya: pati. Kedua, bahan tambahan makanan yang digunakan dengan dosis tertentu, yang untuk menggunakannya ditentukan dosis maksimum. Ketiga, bahan tambahan yang aman dan dalam dosis yang tepat, dan telah mendapatkan izin beredar dari instansi yang berwewenang, misalnya zat pewarna yang sudah dilengkapi sertifikat aman.

Bahan berbahaya
Berikut ini dibahas jenis bahan tambahan makanan yang dibatasi dan yang dilarang penggunaannya karena dampaknya yang berbahaya bagi manusia. Bahan pengawet seperti dietilpirokarbonat (DEP), kloroform, dan nitrofuran (ketiganya dilarang penggunaannya). Sedangkan bahan lainnya adalah natrium sulfite dan kalium sulfite, asam benzoat, natrium benzoat, Propil p-hidroksi benzoate, serta natrium dan kalium nitrit (dibatasi penggunaannya atau diatur dosisnya).
Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit saraf. Sedangkan natrium dan kalium nitrit, dapat menyebabkan efek seperti kegagalan reproduksi, perubahan sel darah, tumor pada saluran pernapasan, dan bisa menimbulkan efek toksik pada manusia di jaringan lemak.
Untuk kalium dan natrium sulfit penggunaannya dapat mengganggu saluran pernapasan pada manusia, mengganggu pencernaan, mengganggu metabolisme vitamin A dan B dan metabolisme kalsium.

Bahan pewarna
Bahan pewarna makanan seperti amaranth, allura merah, citrus merah, karamel, erythrosin, indigotine, karbon hitam, Ponceau SX, fast green FCF, chocineal, dan kurkumin dibatasi penggunaannya. Amaranth dapat menimbulkan tumor, reaksi alergi pada pernapasan, dan dapat menyebabkan hiperaktif pada anak-anak. Allura merah bisa memicu kanker limpa. Karamel dapat menimbulkan efek pada sistem saraf, dan dapat menyebabkan penyakit pada sistem kekebalan. Indigotine dapat meningkatkan sensitivitas pada penyakit yang disebabkan oleh virus, serta mengakibatkan hiperaktif pada anak-anak. Pemakaian Erythrosin menimbulkan reaksi alergi pada pernapasan, hiperaktif pada anak-anak, dan efek yang kurang baik pada otak dan perilaku. Ponceau SX dapat berakibat pada kerusakan sistem urin, sedangkan karbon hitam dapat memicu timbulnya tumor.

Pemanis sintetis
Bahan pemanis sintetis seperti dulsin, aspartam, xyllotil, siklamat, dan sakharin yakni natrium dan kalium sakarin, dilarang penggunaannya. Pemanis aspartam dapat mengakibatkan penyakit fenilketonuria, memicu sakit kepala, pusing-pusing, dapat mengubah fungsi otak dan perilaku. Siklamat mempengaruhi hasil metabolismenya karena bersifat karsinogenik. Sakarin, yang nama kimia sebenarnya adalah natrium sakarin atau kalium sakarin penggunaan yang berlebihan dapat memicu terjadinya tumor kandung kemih, dan menimbulkan rasa pahit getir. Sedangkan penggunaan xyllotil akan berimplikasi pada timbulnya kanker karena bersifat karsinogenik.

Penyedap rasa
Penyedap rasa dan aroma seperti kafein, brominasi minyak nabati, monosodium glutamate (MSG), dan asam tannin, semuanya dibatasi penggunaannya. Pemakaian kafein yang berlebihan akan merangsang sistem saraf, pada anak-anak menyebabkan hiperaktif, dan memicu kanker pankreas. Monosodium glutamate menyebabkan sakit kepala, memicu jantung berdebar, mudah lemah, menyebabkan mati rasa (Chinese Restorant Syndrome), bisa menyebabkan asma, kerusakan saraf, dan efek psikologi. Brominasi minyak nabati dapat menyebabkan abnormalitas pada beberapa anatomi, sedangkan penggunaan asam tarin yang berlebihan dapat merangsang kerusakan liver, dan memicu timbulnya tumor.

Bahan pemutih
Bahan pemutih seperti benzoilperioksida harus dibatasi penggunaannya karena merusak vitamin C, bersifat karsinogenik dan menimbulkan reaksi alergi. Bahan sekuestran seperti asam Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA), bisa menimbulkan gangguan pada absorpsi mineral-mineral esensial seperti tembaga, besi, dan seng. Bahan tambahan makanan yang digunakan untuk memperbaiki tekstur, yaitu karboksimetil selulosa, epikklorohidrin, natrium dan kalsium karagenan, polieksietilen stearat, saponin, dan natrium alginat.
Penggunaan karboksimetil selulosa dapat menyebabkan gangguan pada usus, dan bersifat karsinogenik. Saponin mengakibatkan efek pada masa kehamilan, dan gangguan darah. Karagen bisa memicu luka pada hati, efek pada sistem imun, karsinogenik, dan menyebabkan bisul pada perut. Penggunaan berlebihan dari Epikklorohidrin dapat menyebabkan kerusakan ginjal, karsinogenik, dan bahkan efek perubahan pada kromosom. Polieksietilen stearat dapat menyebabkan efek pada usus lambung dan urin, seperti batu pada tumor, dan kandung kemih. Sedangkan penggunaan natrium alginat dapat menyebabkan reaksi alergi dan penyerapan pada mineral esensial.
Beberapa bahan tambahan makanan seperti pembentuk cita rasa seperti koumarin, safrol, minyak kalamus, dan sinamil antranilat, semuanya dilarang).

Bahan antioksidan
Bahan antioksidan seperti asam askorbat, BHA, tert-butihidrokinon, dan tokoferol harus dibatasi penggunaannya. Bahan antibusa seperti dimetilpolisiloksan dibatasi. Bahan pengental seperti metilsellulosa, CMC, asam alginat, harus dibatasi penggunaannya. Bahan pemantap seperti propilenglikol, harus dibatasi penggunaannya.
Pengetahuan yang memadai tentang bahan tambahan makanan akan membantu kita dalam mengonsumsi bahan makanan atau minuman yang aman. Juga dari segi kehalalan dari suatu makanan atau minuman perlu kita ketahui dengan baik sebelum kita mengonsumsinya.***

Dra. Endang Srieatimah
Peneliti Ahli di Lab. Rekayasa Genetika, ITB.

Yohanis Ngili, M.Si
Alumnus Departemen Kimia-ITB.